Langsung ke konten utama
LAPORAN HASIL WAWANCARA 
MODEL PEMBELAJARAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BESERTA ANALISISNYA


Dosen Pengampu :
Meita Santi Budiana, S.Psi., M.Psi.

Disusun Oleh :
Risma Ananda Putri 17080554056
Pendidikan Ekonomi 2017 B



JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang hasil wawancara model pembelajaran dan permasalahan belajar dalam pembelajaran dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang hasil wawancara model pembelajaran dan permasalahan belajar ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 10 April 2018


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kegiatan belajar efektif dan efisien menjadi tabu di dunia pelajar karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Padahal, belajar merupakan tanggung jawab bagi pelajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dengan lingkungan guna menghasilkan suatu perubahan. Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini meliputi : pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kepribadian, dan sikap. Sifat perubahannya relatif permanen dan tidak akan kembali pada keadaan semula. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat ataupun mengevaluasi hasil belajarnya untuk kemudan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur pendidik agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami bagaimana cara siswa belajar. 

BAB II
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengajar narasumber ?
Apa sajakah permasalahan dalam proses pembelajaran ?
Teori belajar apa yang digunakan narasumber menurut data ?
Tujuan
Mengetahui cara mengajar narasumber 
Mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran 
Mengetahui teori belajar yang digunakan narasumber menurut data 

BAB III
IDENTITAS SUBJEK DAN PELAKSANAAN WAWANCARA

Identitas Subjek Wawancara 1
Nama : Istiadatus Sholihah 
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia : 23 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan Sejarah
Jabatan : Guru dan wali kelas SMA
Identitas Subjek Wawancara 2
Nama : Ani Mahmudah
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia : 23 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan Fisika
Jabatan : Guru
Pelaksanaan Wawancara
Tempat : Pondok Pesantren Jagad ‘Alimussirry
Hari/Tanggal: Rabu, 03 April 2018
Waktu : 18.00 – 19.00

BAB IV
PEMBAHASAN

Cara Mengajar Narasumber 
Menurut laporan dari para narasumber metode mengajar yang sering digunakan adalah cara menjelaskan atau metode ceramah. Dalam metode ceramah ( lecture method) adalah sebuah cara Melaksanakan pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling efektif dalam untuk memermudah siswa memahami suatu materi. Metode ini sering digunakan karena kebanyakan siswa tidak memahami materi yang akan dijelaskan guru.  
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan, agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Metode ceramah ini metode yang paling lama digunakan dalam sejarah dunia pendidikan. Namun, bagi guru cara ini masih efektif digunakan dalam proses pembelajan akan tetapi perlu adanya inovasi teradap metode agar siswa tidak jenuh mendengarkan materi. Guru sering menambahkan selingan permainan atau mengubah cara evaluasi akhir yang biasanya menggunakan system paper. Misalnya, mengunakan kuis kaget, talking stick, metode diskusi, dll. Semua metode ini digunakan untuk memecah suasana. Namun, guru harus bisa membuat siswa terarik dengan guru terlebih dahulu, bisa denga penampilan guru yang cantik, bisa dengan memotivasi siswa, atau dengan menanyakan kabar siswa terlebih dahulu.

Permasalahan Dalam Proses Pembelajaran 
Dalam proses pembelajaran tidak semua siswa cocok dengan dengan cara mengajar guru. Namun, sebagai guru yang profesional seharusnya kita mampu memuat semua siswa mampu memahami apa yang telah guru ajarkan pada siswa untuk memenuhi indikator yang telah ditetapkan. Permasalahan yang banyak dihadapi para guru adalah kurangnya ketertarikan siswa terhadap guru, kurang kondusifnya ruang kelas, dan tidak ada media pembelajran yang tersedia. Masalah ini membutukan perhatian khusus dari guru untuk membuat siswa lebih memahami materi yang diajakan.
Kurangnya ketertarikan siswa ini kebanyakan disebabkan karena cara menjelaskan guru yang tegang dan tidak memberikan kesempatan bagi siswa mengutarakan pendapat atau bertanya. Kebanyakan setelah menjelaskan siswa langsung diberikan tugas atau PR (Pekerjaan Rumah) karena keterbatasan waktu yang tersita terlalu banyak pada saat pemberian penjelasan oleh guru
Masalah kurang kondusifnya siswa dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena kurang tertariknya siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, sehingga untuk menghilangkan kebosanannya siswa membuat suasana gaduh yang membuat suasana ramai dan kurang diperhaikannya guru dalam menjelaskan materi.
Media pembelajaran sangatlah penting dalam melancarkan proses pembelajaran di kelas. Karena tidak semua siswa membuanyai gaya belajar yang sama. Jika guru tidak menggunakan media dan hanya menuntut siswa untuk mendengarkan guru ceramah maka hasilnya tidak akan optimal. Dengan adanya media pembelajaran ini setidaknya dapat membuat siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dan visual tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
 Solusi untuk memecahkan masalah diatas adalah dengan memberkan inovasi pada metode pemelajaran. Seperti yang telah dipaparkan diatas memberikan inovasi seperti mengunakan kuis kaget, talking stick, metode diskusi, dll. Kuis kaget ini adalah sebuah cara untuk siswa agar tetap memperhatiakan guru. Caranya adalah pada awal pembelajaran siswa sudah diberitahu bahwa akan ada kuis secara tiba-tiba dipertengahan penjelasan materi, dengan begitu siswa tetap focus terhadap apa yang dijelaskan guru. Talking stick ini adalah cara yang fun atau menyenangkan yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa yang telah jenuh mendengarkan penjelasan guru. Dan jika metode diskusi ini sebagai selingan jika siswa sudah mulai bosan mengdengarkan materi yang telah guru jelaskan. Ini adalah cara penyelesaian masalah yang telah dipaparkan narasmber.

Teori Belajar yang digunakan Narasumber Menurut Data
Hasil analisi dari wawancara para narasumber dapat diketahui bahwa narasumber yang berprofesi sebagai guru mengunakan teori behavioristik dalam proses pembelajaranya. Hal ini diketahui dari prilaku guru yang menuntut perubahan prilaku siswa sebagai hasil dari proses pembelajaranyang dilakukan. Guru menjadi sentral perhatian dikelas juga menunjukkan bahwa narasumber mengunakan teori behavioristik. 
Menurut Thorndike behavioristik atau tingkah laku belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bisa diamati). Guru inilah yang bertugas memberikan stimulus dan siswa yang akan meresponsnya dengan perunahan perilaku. Misalnya, guru telah menjelaskan materi dengan penjelasan guru tadi siswa merespons dengan dengan perubahan perilaku berupa dapat mengerjakan soal karena telah menapat stimulus dari guru.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responsnya mendudukkan siswa yang belajarsebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Jadi, siswa tidak boleh diberikan hukuman dalam hal ini, cuma diberi peringata atas kesalahan. Contonya adalah pada saat siswa tidak kondusif, siswa tidak boleh dimarahi tapi bagamana seorang guru membuat siswa tertarik dengan apa yang dijelaskan.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan 
Metode ceramah adalah sebuah cara Melaksanakan pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah, metode ini dipandang paling efektif dalam untuk memermudah siswa memahami suatu materi. Metode ini sering digunakan karena kebanyakan siswa tidak memahami materi yang akan dijelaskan guru.  
Permasalahan yang banyak dihadapi para guru adalah kurangnya ketertarikan siswa terhadap guru, kurang kondusifnya ruang kelas, dan tidak ada media pembelajran yang tersedia. Masalah ini membutukan perhatian khusus dari guru untuk membuat siswa lebih memahami materi yang diajakan.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responsnya mendudukkan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Saran 
Penulis merasa bahwa pembuatan makalah ini masih menggunakan sumber-sumber yang sedikit dan kurang memberikan informasi yang luas serta mendalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fakus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Disarankan bagi penulis selanjutnya sebaiknya menambah sumber-sumber dalam pembuatan makalah guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi media dalam pembelajaran di masa yang akan datang. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya dapat menciptakan sebuah makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mochamad Nursalim, Satiningsih. Retno Tri Hariastuti, Siti Ina Prawira, Meita Santi Budiani. (2007). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.


Komentar